the battle royale is now on! (source : tmcblog.com) |
Setelah melenggang sendirian di
kelas sport underbone 150cc selama
lebih dari satu dekade, sang produk andalan pabrikan berlogo S akhirnya
mendapatkan lawan yang sepadan. Sempat digoyang munculnya Yamaha MX King 150,
kala itu Suzuki Satria F 150 (Satria FU) nampaknya masih bisa sedikit merasa
aman secara dari segi desain kedua motor tersebut dapat dikatakan berbeda genre
dan konfigurasi mesin (bebek sport vs ayam jago plus SOHC vs DOHC). Namun semua
berubah ketika negara api (oke, joke ini udah terlalu mainstream), maksudnya AHM menyerang dengan prajurit ayago
terbarunya, All New Honda Sonic 150 R (Sonic 150).
Belakangan ini mungkin agans dah
sering melihat review dari beberapa blogger atau media otomotif ternama mengenai
perbedaan spesifikasi antara the new
contender ini dengan the first mover.
Jadi di artikel ini ane cuma berusaha memberi pandangan awam sebagai eks
penunggang Satria FU (selama 3 tahunan) dibandingkan dengan All New Sonic yang sempet ane test
ride kemaren. Oya, review ini gak bertujuan menjudge mana yang lebih baik lo, penilaian mengenai yang lebih unggul
tetep kembali ke agans masing-masing, hehe
DESAIN
Urusan desain emang cenderung
subjektif dan sangat bergantung selera setiap orang. Dalam hal ini Satria FU
telah membuktikan ke-everlasting-an
desaiannya dengan sukses membentuk mindset
masyarakat (terutama ABG) selama ini bahwa the
real bebek sport “bentuknya ya kayak
FU”. Terbukti hadirnya CS-1 dengan desain sedikit nyeleneh dan New Jupiter
MX 135 yang cukup moderat, bahkan Athlete 125 yang bergenre ayagopun belum
mampu mengusik moncernya penjualan Satria FU beberapa tahun belakangan. Menurut
ane, body Satria FU yang slim dipadu dengan garis desain yang mengalir dan tidak
terlalu agresif mampu menjadi daya tarik tersendiri. Material plastik body juga
lumayan tebal dengan kualitas cat yang oke. Kekurangan ada pada kaki-kaki yang
terlihat cungkring untuk ukuran motor 150 cc, dan fitur yang nampaknya terlalu
standar untuk motor seharga 20jt an seperti, speedometer semi digital, lampu depan belakang dengan bohlam
konvensional, hingga ketiadaan fitur magnetic
key shutter untuk tipe “ekonomis”nya.
sang raja yang mulai menginjak senja..(source : google) |
speedo masih semi digital (walau cukup informatif) minus key shutter (source : google) |
desain slim dan tampak mengalir harmonis (source : google) |
kaki-kaki ori aja udah mayan cungkring, apalagi kalo dibikin kek gini..(source : google) |
Kemudian munculnya Sonic 150
dengan desain yang fresh seakan memberi sinyal tersendiri bahwa desain dan
fitur Satria FU yang bertahan lebih dari 1 dekade dianggap sudah usang. Dengan body
yanh juga ramping, garis desain yang agresif dan penuh lekukan tegas disana-sini,
Sonic seakan menegaskan kalo motor anak muda tampilannya emang kudu
garang. Kekurangan Satria FU berupa
kaki-kaki yang cungkring dijawab dengan swing
arm dan tapak velg yang lebih
lebar. Speedometer juga sudah
menganut model full digital dengan
lampu depan LED.
Sedikit yang mengganjal dari desain Sonic 150 secara
keseluruhan adalah harmonisasi desain di beberapa sisi yang menurut ane masih
agak kurang. Misalnya batok depan yang nampak terlalu besar dan lampu belakang
yang kurang eye catching. Penggunaan
material plastik doff di beberapa
part juga terkesan ringkih dan lapisan cat yang terlihat tipis. Sepertinya
Sonic 150 masih harus belajar dari sang senior untuk urusan build quality, hehe.
here comes the new contender |
desain overall keren, tapi ada tapinya.. |
urusan speedo selangkah lebih maju lah |
sektor buritan runcing abis tapi debatable |
2,15", lumayan tapi agak nanggung lebarnya |
HANDLING
Banyak orang berkata kalo naek FU
tu bikin pegel secara posisi setangnya rendah, footstep depan agak mundur dan
buritan yang lumayan nungging sehingga kita seakan dipaksa merunduk. Hal itu
gak sepenuhnya salah sih, tapi tergantung postur penunggang juga kok. Buat ane
yang gak terlalu tinggi dengan jangkauan tangan cukup pendek nyaman-nyaman aja
kok, buktinya ane pernah turing NTB-Jawa naek FU dan fine-fine aja tuh. Yang bikin boyoken
justru joknya yang sempit dan lumayan keras itu apalagi kalo dipake boncengan,
beuhh..
Trus poin plus FU selain riding position yang racy adalah bantingannya yang super
ringan dan gampang banget dipake selip-selip. Kelemahan yang ane temui selama
make motor ini cuma rem yang berasa kurang pakem (yang belakang
malah sering bunyi) dan bagian tengah ke belakang yang berasa mereng-mereng
sendiri saat dipacu di kecepatan tinggi, pengaruh kaki-kaki yang cungkring dan shockbreaker yang terlalu empuk kali ya.
semoga boyoknya kuat y mz..(source : dapurpacu.com) |
sepertinya "nyaman" ya mb?#eh (source : google) |
Sedangkan Sonic menurut ane lebih
bersahabat dari segi ergonomi, bahkan hampir senyaman naek bebek-bebek mainstream kelas 125cc kebawah. Setang
memang bertipe clip-on tapi posisinya
gak serendah FU. Footstep depan juga
posisinya hampir di tengah blok mesin sehingga posisi duduk jadi lumayan tegak.
Selain itu, joknya emang gak empuk-empuk banget, tapi gak sesempit FU dan
bentuknya bikin cukup nyaman buat duduk.
Soal bantingan walau gak seringan
FU tapi entah kenapa motor ini pas dipake di jarak pendek berasa lebih manteb.
Mungkin pengaruh frame yang lebih
besar serta tapak velg dan ban yang
cukup lebar. Sayang trek yang pendek lagi-lagi bikin ane gak bisa memastikan
apakah gejala limbung yang mendera FU saat digeber di kecepatan tinggi juga
dialami motor ini.
Tapi berbagai kenyamanan yang
ditawarkan Sonic 150 juga memiliki konsekuensi dengan berkurangnya kesan racy yang melekat pada sport underbone.
Bahkan di titik ekstrim, para fansboy
pabrikan sebelah bisa lantang berkata, “ini ayam jago kok berasa bebek?”heuheu.
piye tumpak'ane penak?yo penak.. |
mungkin saking comfynya, mas2 ini sampe bisa stoppie dengan santainya |
sepertinya cukup tegak..duduknya (source : otomotifnet.com) |
PERFORMA
Isu sensitif yang mengiringi
perseteruan Satria FU dan Sonic 150 adalah urusan dapur pacu alias performa
mesin. Sama-sama mengusung silinder tunggal 150cc, DOHC, 4 valve, 6 speed. Terdapat
perbedaan signifikan diantara keduanya dalam hal pengabutan (karbu di FU dan
injeksi di Sonic), sistem pendinginan (oil
cooler di FU dan radiator di Sonic), serta konfigurasi silinder (FU overbore dan Sonic almost squre condong ke overstroke).
Dengan beberapa perbedaan diatas, karakter kedua motor tersebut tentunya cukup
berbeda.
Mengusung mesin turunan FXR150,
kehandalan mesin Satria FU tentu tidak perlu diragukan lagi. Mesin Satria FU
dikenal powerful, mudah dioprek, dan
tersedia part kompetisi yang berjibun sehingga menjadi favorit pembalap beneran
ato para alay yang racer wannabe.
Karakter mesin ini sangat khas overbore yaitu
agak lemot di putaran bawah tapi beringas di kitiran 6000RPM keatas. Nafasnya
juga panjang, ane pernah gaspol bisa sampe nembus 12000an RPM. Tapi
konsekuensinya konsumsi BBM si FU lumayan boros. Bahkan lebih boros dari CBR
K45 ane, faktor karbu juga kali ya.
mesin 150cc 4tak paling populer di arena balap or liaran (source : google) |
common engine dengan all new CB150R, so performanya gak main-main |
Jadi bagaimana impresinya?ehm,
dari test ride kemaren ane ngerasa
Sonic emang lumayan nampol soal akselerasi, torsinya lumayan galak dan
tarikannya bikin gampang buat stop n go, manteb buat harian pokoke gans.
Sayangnya trek yang pendek bikin ane gak bisa mengeksplore topspeed dan powernya. Spesifikasi
dari pabrikan sih redlinenya lebih
pendek cuma nyampe 9000an RPM khas overstroke,
jadi menurut ane kalo balapan jarak pendek mungkin emang Sonic unggul, tapi kalo
long track mungkin nafas panjang overbore ala Satria bisa cukup
berbicara. Di sisi lain water cooled
dengan radiator milik Sonic memang lebih menjamin suhu mesin yang stabil, tapi
perangkat ini juga memiliki sistem yang lebih rumit dan bobot yang lebih berat
dari oil cooler Satria FU. Dari beberapa perbandingan diatas monggo agans
simpulkan sendiri mana yang lebih unggul, kalo menurut ane sih perbedaan 1-2hp on wheel tu gak begitu ngaruh kok, yang
lebih penting adalah feel yang kita
dapat saat membejek motor itu (sok bijak), hehe.
KESIMPULAN
Salah satu filosofi Sun Tzu dalam
Art of War (kalo ane gak salah baca) ” seranglah musuhmu ketika ia tidak siap, munculah pada saat yang tidak
diharapkan” sepertinya benar-benar diterapkan AHM dalam mempersiapkan All
New Sonic 150 R untuk menghadapi Suzuki Satria F 150. Sang raja di kelas sport underbone yang bertahun-tahun melenggang
sendirian sepertinya sempat terlena karena merasa selama ini tidak ada lawan yang
sepadan sehingga facelift yang sempat
dilakukan beberapa kalipun terkesan seadanya karena menganggap produk ini masih
cukup diterima masyarakat. Akan tetapi, munculnya Sonic 150 nampaknya benar-benar
akan mengubah peta persaingan ayago/bebek super kelas 150cc 4 tak.
Jika ane ditanya mana yang lebih
unggul diantara Satria FU atau Sonic 150, jawabannya ane kembalikan kepada
selera dan kebutuhan agans. Menurut ane kedua motor ini mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Satria FU dengan build quality yang oke, dukungan komunitas yang tersebar luas dan
ketersediaan part yang melimpah,
serta Sonic 150 dengan desain yang lebih fresh,
handing yang nyaman dan performa
mesin yang diklaim lebih superior dibanding para pemain lama. Oya untuk
spesifikasi lengkapnya bisa agans liat sendiri ye di brosur yang dah banyak
beredar.
Tidak heran jika saat ini Suzuki
dirumorkan sedang menggodok suksesor Satria FU yang digadang-gadang akan jauh
lebih keren dan bertenaga untuk terus mempertahankan tahta di kelas yang
persaingannya semakin keras ini, sekeras tekadku untuk mempersuntingmu
dek… #lho
#salahfokus
modif simpel tapi mayan |
gak kudu modif alay style tetep bisa keren kok (source : google) |
bonus yang seger-seger nih, heheh |