Sabtu, 05 September 2015

catatan#14 : nama : Gulit, hobi : test ride (part III)

Melanjutkan ulasan disini, sekarang saatnya ane mengulas salah satu komoditi “panas” terbaru dari AHM. Dengan embel-embel “All New”, akankan handling dan performa motor ini benar-benar baru dan lebih baik dibanding generasi sebelumnya?

ALL NEW CB150 STREETFIRE
Akhirnya brojol juga penerus sang naked warrior utama 150cc dari AHM sekaligus nemesis sang raja di kelas ini, Yamaha New Vixion Lightning (Advance). Tapi apakah the new contender mampu mengusik ceruk pasar yang telah dikuasai pabrikan sebelah selama bertahun-tahun, let’s wait n see aja gans.

Handling : cukup satu kata, ringan. Gak seperti saudara berfairingnya, CBR K45 yang agak “berat” Motor ini gampang banget ditekuk-tekuk melewati handicaps berupa cone yang dipasang di arena test ride, sekali lagi fleksibilitas trellis frame yang kini dilengkapi aluminium engine holder emang dapat diandalkan. Kaki-kaki pun kini ikut direvisi dengan penggunaan shockbreaker depan, swingarm  dan velg yang lebih kekar demi mendukung tampilan dan kestabilan. Satu poin plus yang ane rasain adalah riding position yang makin sporty tanpa mengorbankan kenyamanan dimana jangkauan tangan ke stang yang cukup pendek dan posisi duduk yang lumayan tegak. Hampir gak ada minus dari segi handling, tapi ada satu hal yang menurut ane sedikit mengurangi kenyamanan rider yaitu desain tangki berpunuk nan menyudut plus jok yang mirip seperti CBR K45 yang agak menyempit di ujung. Tangki en jok model gini emang keliatan lebih keren sih, tapi kalo lewat jalanan yang agak bumpy lumayan bikin ngilu area di bawah gesper dan sekitarnya, hehehe.
gimana mz, ade' cakep ndak?
say no to tutup tangki njendul!
kakiku kini tak cungkring lagi, semua lampu full LED..#rhyme


Performa : dengan beberapa ubahan, sektor mesin sang Streetfire memiliki karakter yang berbeda dari sang pendahulu. Konfigurasi silinder terkini mendekati square bahkan cenderung overstroke (diameter x langkah = 57,3 x 57,8). Desain ini sepertinya untuk mengurangi “kelemahan” mesin DOHC overbore turunan CBR pekjigo generasi pertama yang cenderung lemot di putaran bawah sekaligus biar bisa bejaban urusan torsi sama si musuh bebuyutan. Terbukti waktu ane test kemaren, akselerasi motor ini lumayan nyundul waktu dibejek di gear rendah. Tapi konsekuensi lain dari mesin jenis ini adalah gasingan RPMnya tidak setinggi overbore, jadi power puncak yang dihasilkan juga lebih rendah. Buat yang hobi selip-selip di kemacetan perubahan ini tentu disambut positif, tapi buat penganut mazhab DOHC Overbore garis keras seperti ane, sensasi napas mesin seperti gak abis-abis di 6000RPM keatas takkan terganti dengan akselerasi yang lebih nampol sekalipun (halah lebay).
semua rahasia performa ada dibalik blok mesin ini..
sepertinya enteng dipake nanjak-nanjak
versi modip nan keker (n mihil)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver